Membaca Inspirasi dan Menulis Gagasan

 

Dalam situs pribadinya, Yayan Sopyan mengisahkan, pada suatu ketika ia mendapat pertanyaan dari Iwan Wibisono melalui email: Pak Yayan, apa dan jalan yang harus dimulai untuk menjadi penulis ? Yayan mengawali jawabannya dengan kalimat yang menurut saya sangat menggugah, “Untuk menjadi penulis, yang pertama-tama harus kita lakukan adalah menulis. Tak ada cara lain untuk mengawali langkah menjadi penulis selain menulis itu sendiri.

Ya. Menulis terkadang memang menjadi pekerjaan yang kelewat rumit. Bahkan sebelum menulis, kita sudah terbebani dengan kebingungan, apa yang harus ditulis. Saya kira ini tidak hanya terjadi pada penulis pemula. Alkisah Agatha Christie, sastrawan yang telah menghasilkan karya sejumlah 80 novel dan sandiwara teater, pun kerap mengalami keadaan ini sebelum ia menemukan gayanya sebagai Master of The Mystery Novel atau Queen of Crime. Sebagaimana yang diungkapkan Yayan, cara yang bisasanya digunakan untuk membiasakan menulis adalah dengan menulis catatak harian, bisa juga menulis blog. Bisa dibilang, cara ini sangat membantu dalam pembiasaan menulis.

Dalam pengalaman saya, aktifitas menulis juga berbanding lurus dengan aktifitas membaca. Semakin sering membaca, semakin sering pula mendapatkan gagasan yang bisa dituliskan. Bahkan tidak jarang keinginan menulis itu muncul selepas membaca. Kerap kali saya menandai inspirasi dengan pembatas buku, untuk dijadikan sebagai tabahan gagasan. Pada kondisi ini menulis menjadi aktifitas yang sangat menyenangkan. Tanpa perlu dicari, gagasan demi gagasan mengalir mengiringi jemari kita yang tengah sibuk mengetik.

Termasuk tulisan ini, muncul ketika saya tidak sedang membaca, maka yang saya tuliskan pun biasa saja. Hasil yang sebaliknya barangkali akan saya dapatkan kalau membekali diri dengan asupan gagasan yang bisa direguk dari tulisan orang lain. Dengan demikian, saya kira, kualitas tulisan yang baik akan didapatkan. Ya, nampaknya, membaca dan menulis memang merupakan pasangan yang niscaya. Keduanya adalah pasangan yang perlu kita akrabi dengan tanpa menomorduakan salah satunya [Rifqi Muhammad].

Leave a comment