Sudah tiga hari ini saya menelusuri laman-lama maya tiap malam. Entah berapa lamanya, tapi setidaknya antara pukul 21.00 sampai 06-00 saya menjaga network frequency agar tetap betah dalam komputer mini milik Baiquni. Melalui Baiquni’s small white box, saya bertolak dari bilik B21 menuju ke Pittsburgh, Lasem, London, Moscow, atau Brown.
Setelah empat jam berjalan, biasanya perbedaharaan alamat tujuan sudah habis, dan saya tidak tahu mana yang akan saya kunjungi; semua akhirnya digerakkan jemari. Dimana telunjuk menuntun, disitu saya berada. Namun yang sering, dengan kata kunci yang tiba-tiba saya temukan, saya memilih beberapa laman dalam daftar tautan yang ditawarkan mbah Google. Kalau biasanya pilihan disandarkan pada pengetahuan, kehendak memilih ini jelas justru sebalikya. Ia bergerak dalam ruang imajiasi; membayangkan isi dari ribuan judul-judul, dan memutuskan untuk megujunginya. Continue reading