; Pembacaan Awal Masculinity Studies
“Adakah alasan rasional dan eksistensial bagi keterlibatan laki-laki dalam upaya mendukung perjuangan emansipasi perempuan?” Demikian kiranya Rocky Gerung membuka tulisannya bertajuk “Feminisme dan Partisipasi Laki-laki” dalam Jurnal Perempuan edisi 64. Meski saya baca sepintas lalu, pertanyaan ini ternyata secara menohok mengintervensi nalar saya. Sekalipun sebetulnya tak begitu sulit untuk mencari jawabnya, saya justru terhenyak. Bukan karena tidak pernah terpikir. Ini lantaran saya merasa bahwa pertanyaan itu serasa belum pernah saya ajukan pada diri sendiri.
Ya. Beberapa legitimasi teoritis yang menopang keterlibatan laki-laki dalam proyek emansipasi cukup tersebar luas, dan beberapa sempat saya baca. Namun bukan itu yang mengusik di benak kepala. Saya merasa ini ironis. Sudah kepalang tanggung mendekati persoalan seksualitas sebagai tema prioritaskan. Namun pertanyaan paling dasar dalam diskursus emansipasi belum cukup matang saya refleksikan. Continue reading