Sebuah tulisan bertajuk Laporan Tempo 1974 yang diunggah hminews menarik perhatian saya. Tulisan itu menampilkan liputan majalah Tempo tentang ahmadiyah pada beberapa tahun lampau. Memang ini bukan yang pertama kalinya sebuah kelompok keagamaan yang dicetuskan oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) ini diberitakan dalam ulasan panjang. Sebelumnya, pada 1933, Tempo juga telah meliput kejadian yang sama.
Jakarta, 29 September 1933. Alkisah, berkumpullah sekitar 2.000 orang (wartawan semua media, wakil pelbagai aliran dalam Islam, dan warga yang ingin menyaksikan) dalam sebuah diskusi spesial. Seorang moderatormengetengahkan diskusi pada: benarkah ada nabi lain setelah Muhammad? Diskusi merebak, perbincangan meruyak. Tapi tak ada yang berteriak memerintahkan bakar dan bunuh orang Ahmadiyah. Tak ada ustad yang menghalalkan darah kaum Ahmadiyah.
Empat puluh tahun kemudian, rekaman itu diulas kembali oleh Majalah Tempo karena pada 1974 itu isu Ahmadiyah kembali mengemuka. Konon, baik tahun 1933 maupun 1974, suasana cukup teduh, tidak seperti pada 34 tahun kemudian.
Berikut liputannya: Continue reading